Gambaran Sederhana Proses Sinkron Antar Alternator, Genset ataupun Turbin
Dunia industri sudah tidak asing dengan yang namanya alternator. Alternator merupakan sumber energi listrik yang dapat diaplikasikan menjadi energi lain. Tergantung kebutuhannya.
Alternator sendiri digerakkan menggunakan beberapa media. Bisa berupa putaran mesin diesel, potensial air, hembusan angin, tekanan uap, dan lain sebagainya.
Di pembangkit listrik, khususnya industri, sudah pasti menggunakan 2 atau lebih alternator. Bisa berupa genset ataupun turbin. Hal ini dilakukan untuk mensiasati jam operasi dan kebutuhan alternator tersebut. Karena kecil kemungkinan genset atau turbin dapat beroperasi secara terus menerus tanpa adanya kerusakan. Dan yang paling penting butuh 2 atau lebih alternator saat dibutuhkannya daya lebih.
Menggabungkan 2 alternator atau lebih tak bisa dilakukan tanpa adanya sinkronisasi. Butuh beberapa syarat. Itulah sebabnya pada pemasangan instalasi genset manual yang ada di rumah tangga biasanya hanya bisa dipilih hanya "PLN" atau "Genset" saja. Keduanya tak bisa langsung digabungkan, butuh panel sinkron.
Lalu bagaimana atau apa yang sebenarnya menjadi syarat untuk dapat terjadi sinkronisasi antar 2 atau lebih alternator? Berikut gambaran sederhananya:
Anggap alternator adalah mobil yang sedang membawa material atau barang. Proses sinkron membutuhkan 2 atau lebih alternator, maka di sini kita juga anggap ada 2 mobil, Mobil A dan Mobil B.
Mobil A yang membawa material adalah alternator yang sedang berbeban atau sedang digunakan. Sementara Mobil B adalah alternator yang akan disinkron, tanpa beban.
Proses sinkron dapat dilakukan apabila kedua alternator sudah menyala atau beroperasi. Jadi kedua mobil juga kita anggap dalam keadaan menyala. Untuk Mobil A sudah pasti menyala, karena Mobil A adalah alternator yang sedang beroperasi.
Karena kita akan melakukan proses sinkron berarti kita juga harus menganggap kedua mobil sedang berjalan di jalan yang sama, hanya saja Mobil A yang memiliki material, sementara Mobil B kosong.
Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana memindahkan atau membagi material yang ada di Mobil A ke Mobil B. Untuk dapat memindahkan material tersebut sudah pasti kedua mobil harus berada di posisi yang sama bukan?. Itulah sebabnya ada panel sinkron. Tempat untuk mengatur kecepatan putar alternator yang akan disinkron.
Di sinilah kunci sikronisasi terjadi. Untuk dapat memindahkan material kedua mobil harus berada di posisi yang sama. Artinya kedua mobil harus berada di kecepatan yang sama. Mobil B harus mengikuti laju kecepatan yang sama dari Mobil A yang memiliki material, barulah material tersebut dapat dipindahkan. Bila di film action setelah pukul-pukulan di salah satu mobil, barang curian biasanya dilempar ke mobil sebelah 😄.
Untuk bagaimana kontak bisa terjadi di terminal antar alternator tidak perlu saya jelaskan. Karena di sini saya hanya ingin memberi gambaran sederhana bagaimana proses terjadinya sikronisasi antar alternator.
Point penting mengapa harus ada panel sinkron adalah untuk mengamankan terjadinya kemungkinan short antar alternator yang frekuensinya tak sejalan. Perbedaan frekuensi dapat menyebabkan rusaknya alternator. Bila digambarkan di mobil tadi pada kasus kerusakan alternator, adanya kemungkinan material itu terjatuh di jalan saat dilempar, mengenai Mobil B.
Konsep ini diterapkan pada alternator yang manual ataupun otomatis. Di manual putaran alternator diatur melalui potensio meter di panel sinkron, sampai didapat nilai frekuensi yang sama. Barulah ACB (Air Circuit Breaker) dapat diONkan. Untuk yang otomatis perpindahan dilakukan berdasarkan program yang telah disetting menggunakan komputer. Perintah komputer menggantikan tangan kita memutar potensio meter.