Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Menjadi CPO
Perkebunan kepala sawit yang ada saat ini sudah berkembang begitu pesat. Tingginya permintaan akan pasar dan nilai jual yang menjanjikan membuat banyak orang ingin mengambil bagian di dalamnya. Bisnis kelapa sawit sudah ada sejak lama dan telah merambah ke banyak negara, khususnya di daerah khatulistiwa.
Hal yang paling umum dilakukan para pembisnis kelapa sawit saat ini adalah memproduksi hasil pohon kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar. Tandan buah segar atau disingkat TBS adalah buah kelapa sawit yang baru saja diambil dari pohon, yang selanjutnya dikirim ke pabrik kelapa sawit di hari yang sama.
Turunan utama dari pada tandan buah segar adalah inti sari buah yang berbentuk minyak, yang disebut CPO. CPO adalah singkatan dari Crude Palm Oil, yang artinya minyak sawit mentah. Untuk perbandingan minyak yang dihasilkan dari pada tanda buah segar terhadap CPO adalah sekitar kurang lebih 25%. Tergantung dari kelayakan buah dan proses pengolahan. Jadi bila tandan buah segar yang akan diolah sebanyak 1000 kg, maka CPO yang dihasilkan adalah sekitar 250 kg (CPO dihitung berdasarkan kilo gram, bukan liter).
Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Menjadi CPO
Proses pengolahan minyak kelapa sawit dilakukan di pabrik kelapa sawit (PKS). Di pabrik kelapa sawit terdapat beberapa bagian ruang yang disebut stasiun. Stasiun-stasiun ini memiliki fungsinya masing-masing. Pada artikel ini kita hanya akan membahas stasiun yang berperan pada alur proses pengolahan minyak kelapa sawit menjadi CPO. Stasiun-stasiun tersebut diantaranya:
Loading Ramp: tempat penerimaan dan pengumpulan buah yang dikirim dari kebun.
Sterilizer: tempat di mana tandan buah segar direbus.
Thresher: tempat di mana tandan buah segar yang telah direbus selanjutnya diputar (dilontarkan) untuk memisahkan brondolan dari janjangan.
Press & Digester: tempat untuk melumat brondolan yang telah dipisahkan dari janjangan di stasiun thresher. Mengekstrak brondolan agar minyak dapat diambil sarinya.
Clarifikasi: tempat pemurnian minyak yang telah diekstraksi di stasiun press & digester.
Untuk stasiun-stasiun lainnya berperan sebagai pembangkit energi berupa uap panas, listik, air, dan kebutuhan lainnya.
Proses pengolahan melalui 5 tahap utama, yaitu: pengumpulan buah, perebusan buah, pemisahan brondolan dari janjangan, pelumatan brondolan (ekstraksi), pemurnian minyak.
Pengumpulan Buah
Tanda buah segar yang dikirim dari kebun dikumpulkan di sebuah tempat yang namanya stasiun loading ramp. Di stasiun ini tandan buah akan dipilih untuk selanjutnya direbus. Buah yang sudah lebih lama diterima akan lebih dulu dikirimkan ke stasiun rebusan untuk direbus.
Perebusan Buah
Perebusan dilakukan di stasiun rebusan (Sterilizer). Di sterilizer tandan buah segar yang telah dikirim dari kebun dan dikumpulkan di stasiun loading ramp selanjutnya dimasukan pada sebuah tempat yang disebut vessel. Di dalam vessel buah akan direbus dengan waktu dan suhu yang telah ditentukan. Tujuan dari pada perebusan ini adalah untuk memanaskan buah agar mudah melepaskan brondolan dari pada janjangan dan melumatkan brondolan di stasiun berikutnya. Setelah tanda buah segar matang, buah dihantarkan menggunakan mesin yang namanya conveyor ke stasiun thresher.
Pemisahan Brondolan dari Janjangan
Setelah direbus, tanda buah segar yang telah dihantarkan menggunakan conveyor masuk ke dalam thresher. Di thresher ini buah yang telah matang akan diputar menggunakan mesin yang berputar. Putaran akan menyebabkan buah terlontar. Lontaran buah pada mesin yang berputar akan menyebabkan brondolan terlepas dari janjangan. Brondolan dan janjangan selanjutnya dikirimkan terpisah ke stasiun lainnya: janjangan ke stasiun empty bunch, brondolan ke stasiun press & digester.
Pada stasiun empty bunch janjangan kosong dapat diolah kembali untuk diambil sisa minyaknya, yang masih terdapat pada janjangan. Proses pengolahan dilakukan dengan melumat janjangan hingga kering. Sisa janjangan yang telah kering selanjutnya akan dibuang ke luar pabrik. Pada beberapa pabrik janjangan kosong akan diproses kembali menjadi pupuk.
Pelumatan Brondolan
Brondolan yang telah dikirim dari stasiun thresher masuk ke stasiun press & digester. Di stasiun ini brodolan akan diekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan dengan beberapa jenis mesin. Tetapi tujuannya semua sama, yaitu untuk melumatkan brodolan agar minyak dapat dikeluarkan dari brondolan. Hasil pelumatan tidak hanyak menghasilkan minyak bersih, tetapi juga kotoran. Itulah sebabnya ada yang namanya pemurnian, yang akan dilakukan di stasiun clarifikasi.
Permurnian Minyak
Hasil pelumatan brondolan yang menghasilkan beberapa jenis ekstraksi selanjutnya dikirim ke stasiun clarifikasi. Di stasiun clarifikasi minyak yang ada dimurnikan agar hasil produksi CPO dalam keadaan bersih. Beberapa jenis mesin yang menggunakan prinsip putaran dan gravitasi akan memisahkan minyak dari air dan kotoran. Jadi di stasiun ini ilmu fisika akan sangat berperan. Seperti halnya saat memisahkan minyak dari kotoran. Minyak akan dipanaskan pada suhu tertentu di sebuah tanki. Fungsinya agar minyak dan kotoran mudah terpisah. Karena masa jenis minyak yang lebih ringan dari pada kotoran dan air, menyebabkan minyak berada di bagian paling atas tanki. Dengan begitu pengutipan minyak bersih dapat dilakukan, berada di bagian atas tanki.
Kebutuhan akan pasar yang memiliki standart kualitas CPO membuat pemurnian minyak tidak hanya sampai di situ. Ada beberapa proses lainnya sampai didapat kemurnian minyak yang diharapkan. Disinilah peran mesin lainnya. Tetapi untuk proses final dari pada produksi, hasil pengutipan minyak sudah bisa disebut CPO.
Hasil pemurnian minyak yang telah diproses di stasiun clarifikasi selanjutnya dikirim ke storage tank. Storage tank merupakan tempat dikumpulkannya CPO yang telah diolah. Yang selanjutkan akan dikirim ke pabrik pengolahan CPO. Pada storage tank minyak CPO akan dipanaskan pada suhu tertentu agar keasaman dan kemurniannya tetap terjaga.
Hasil pengolahan minyak kelapa sawit menjadi CPO dapat dilakukan secara berkelanjutan. Tergantung persediaan buah dan kesiapan pabrik dalam mengolah. Penting untuk terus melakukan proses pengolahan minyak kepala sawit agar asam pada CPO tidak semakin tinggi. Karena bila semakin tinggi maka harga jual CPO akan semakin turun, bahkan bisa saja tidak layak untuk diproduksi.
Hasil pengolahan dari pada tanda buah segar bukan hanya menghasilkan minyak, tapi juga kernel. Kernel merupakan hasil produksi tandan buah segar yang berbentuk padatan, yang merupakan inti dari pada brondolan. Itulah sebabnya ada 2 jenis hasil produksi pabrik kelapa sawit, yaitu: CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Jadi perbedaan CPO dan PKO adalah pada jenisnya, berbentuk cairan dan padatan.
Minyak kelapa sawit dalam bentuk CPO tidak bisa langsung dikomsumsi. Butuh proses pengolahan lebih lanjut. Maka dari itu Anda harus membedakan pabrik yang menghasilkan CPO dan pabrik yang menghasilkan minyak goreng, proses pengolahan dilakukan di tempat yang berbeda.
Seperti itulah proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Banyak hal lain yang terjadi pada saat proses pengolahan berlangsung. Tetapi untuk gambaran sederhana bagaimana proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO adalah seperti yang ada pada artikel. Semoga bermafaat.